Email : salamaid.official@gmail.com
Kontak Kami (62) 811-143-9139

Publikasi

13 Feb
24

Sekolah Alam Darurat, Solusi Bagi Anak-Anak Penyintas Bencana di Sukabumi

SUKABUMI – Keceriaan kembali menghiasi wajah anak-anak di Kampung Cibeber 1, RT 03 RW 01, Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. 

 

Mereka tampak riang bermain Galasin, permainan tradisional yang kini jarang dimainkan. Gelak tawa mereka menggema di sore hari yang cerah, seakan melupakan sejenak duka akibat bencana alam yang menimpa kampung mereka.

Syakira (19), seorang Guru Relawan dari SalamAid, dengan sabar menemani anak-anak bermain. Tanpa alas kaki, mereka berlarian ke sana kemari, tertawa dan saling menggoda dengan melempar tanah merah. 

Tidak ada amarah, hanya kebahagiaan yang mereka rasakan. Momen seperti ini menjadi sangat berharga, terutama setelah bencana pergeseran tanah yang membuat mereka harus mengungsi dari rumah mereka sendiri.

Sejak 7 Desember 2025, warga Kampung Cibeber 1 terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pergeseran tanah yang merusak permukiman mereka. 

Meski tidak ada korban jiwa, bencana ini menyebabkan sepuluh rumah mengalami kerusakan parah, bahkan beberapa di antaranya bergeser beberapa meter dari tempat semula. 

Akibatnya, sepuluh kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 39 jiwa, termasuk 13 anak-anak, harus tinggal di pengungsian hingga saat ini.

Sebagai kelompok yang rentan, anak-anak penyintas bencana memerlukan perhatian khusus. Koordinator Program SalamAid, Alma menegaskan bahwa sejak hari pertama bencana, timnya telah berfokus pada kelompok rentan, terutama anak-anak. 

"Kami memberikan perhatian lebih pada mereka, agar mereka tidak hanya mendapatkan kebutuhan dasar, tetapi juga dukungan psikososial," ujar Alma.

Pada tahap tanggap darurat, SalamAid segera membangun sarana sanitasi yang layak, seperti MCK dan fasilitas air bersih. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit di lingkungan pengungsian. 

Selain itu, tim medis juga didatangkan untuk memastikan kondisi kesehatan para penyintas tetap terjaga. 

Mereka mendapatkan pelayanan kesehatan rutin serta asupan makanan sehat seperti telur, buah-buahan, sayuran, dan susu.

Dalam sektor pendidikan, SalamAid mendirikan Sekolah Alam Darurat sebagai solusi bagi anak-anak penyintas agar tetap dapat belajar meski dalam kondisi pengungsian. 

 

Sekolah ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga menjadi ruang pemulihan psikologis bagi anak-anak yang mengalami trauma akibat bencana.

"Kami mengirimkan #GuruRelawan secara bergantian ke Sukabumi untuk mendampingi anak-anak. Alhamdulillah, sekarang mereka bisa kembali belajar di ruang kelas yang lebih besar, di tengah alam yang sehari-hari mereka tinggali," ungkap Alma. 

Keberadaan sekolah darurat ini membawa semangat baru bagi anak-anak, memungkinkan mereka untuk tetap mendapatkan pendidikan dan kebahagiaan di tengah situasi sulit.

Sekolah Alam Darurat menjadi bukti bahwa pendidikan bisa tetap berjalan meski dalam keterbatasan. 

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan semakin banyak anak-anak penyintas yang bisa mendapatkan akses belajar dan pulih dari trauma. 

SalamAid terus mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu agar mereka dapat kembali ke kehidupan yang lebih baik.