Pembangunan Huntara di Sirnasari Terus Berlanjut, Warga Sambut Ramadhan dengan Harapan Baru
SUKABUMI – Semangat gotong royong terus terlihat dalam pembangunan hunian sementara (huntara) bagi para penyintas bencana pergeseran tanah di Kampung Cibeber 1, RT 03 RW 01, Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi.
Tim kemanusiaan SalamAid bersama warga setempat terus bekerja keras untuk menyelesaikan pembangunan huntara agar para penyintas dapat tinggal di tempat yang lebih layak.
Pada Rabu, 12 Februari 2025, pembangunan huntara tahap ketiga sedang berlangsung. Proyek ini menjadi bagian dari upaya memenuhi kebutuhan hunian yang sehat, aman, nyaman, dan layak bagi warga terdampak.
Sejak terjadi bencana, mereka terpaksa tinggal di tenda pengungsian yang hanya beralaskan tanah dan beratapkan terpal, kondisi yang jauh dari kata nyaman, terutama di tengah cuaca yang tidak menentu.
Lebih dari dua bulan berlalu sejak bencana pergeseran tanah melanda wilayah ini, mengakibatkan rumah-rumah warga tidak dapat dihuni lagi.
Otoritas setempat pun menetapkan bahwa rumah-rumah yang terdampak harus direlokasi demi keselamatan penghuninya.
Namun hingga kini, proses relokasi masih belum selesai, sehingga warga harus bertahan di pengungsian dengan segala keterbatasannya.
Dalam upaya mempercepat solusi bagi para penyintas, SalamAid bersama warga telah berhasil membangun tiga unit huntara dari target sepuluh unit yang direncanakan.
Pembangunan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan sumber daya dan bantuan yang masuk.
Tim di lapangan terus bekerja keras agar target dapat tercapai dalam waktu dekat.
“Sebentar lagi bulan Ramadhan. Harapan kami di sini hanya ingin punya hunian yang nyaman untuk beribadah di bulan suci nanti, agar bisa lebih fokus dalam menjalankan ibadah,” ungkap Roros, salah satu warga terdampak.
Roros menambahkan betapa pentingnya huntara bagi warga, tidak hanya sebagai tempat tinggal sementara tetapi juga sebagai ruang yang memberikan ketenangan spiritual.
Proses pembangunan huntara ini tidak hanya melibatkan tim relawan dari SalamAid, tetapi juga partisipasi aktif warga setempat.
Mereka bahu-membahu dalam pembangunan, mulai dari pengangkutan material, pemasangan rangka bangunan, hingga penyelesaian akhir.
Semangat gotong royong ini menjadi bukti kuatnya solidaritas sosial di tengah cobaan yang dihadapi.
Meskipun masih ada tujuh unit huntara yang perlu dibangun, optimisme tetap tinggi.
Bantuan dari berbagai pihak sangat diharapkan agar proyek ini dapat segera rampung. Pihak SalamAid juga terus mengajak para donatur untuk berkontribusi, baik dalam bentuk dana, bahan bangunan, maupun tenaga sukarela.
Dengan pembangunan huntara yang terus berjalan, harapan baru mulai tumbuh di benak para penyintas.
Mereka berharap sebelum Ramadhan tiba, setidaknya sebagian besar dari mereka sudah bisa menempati hunian sementara yang lebih layak, meninggalkan tenda pengungsian yang penuh keterbatasan.
Dukungan dari berbagai pihak menjadi kunci agar harapan ini bisa segera terwujud.