Perjuangan Nenek Nani: Bertahan Demi Tiga Cucu di Tengah Keterbatasan
Di usia senja, saat seharusnya menikmati masa tua dengan tenang, Nenek Nani (65 tahun) justru harus berjuang keras demi tiga cucunya.
Sejak kehilangan sang anak dan ditinggalkan menantunya tanpa kabar, Nenek Nani mengambil alih tanggung jawab penuh untuk menghidupi dan membesarkan mereka seorang diri. Dengan segala keterbatasan, ia berusaha sekuat tenaga agar cucu-cucunya tetap bisa bersekolah dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Setiap hari, Nenek Nani bekerja di sebuah pabrik tepung, tempat ia menggantungkan harapan dan impiannya. Upah yang diterimanya tidak menentu, berkisar antara Rp50.000 hingga Rp100.000 per hari, tergantung jumlah produksi. Penghasilan tersebut harus ia bagi untuk kebutuhan makan, biaya sekolah, serta keperluan sehari-hari tiga cucunya yang kini masih bersekolah—satu di SMK, satu di SMP, dan satu lagi di SD.
Namun, dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan, mencukupi kebutuhan sekolah cucu-cucunya bukanlah hal mudah. Uang SPP, buku pelajaran, dan perlengkapan sekolah sering kali menjadi beban berat. Jika penghasilannya tidak mencukupi untuk makan, Nenek Nani terpaksa meminjam uang dari bank keliling dengan sistem angsuran harian atau mingguan. Sayangnya, bunga pinjaman itu justru semakin menambah bebannya.
Meskipun usia dan tenaganya semakin terbatas, semangat Nenek Nani tak pernah pudar. Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk bekerja, memastikan cucu-cucunya berangkat ke sekolah dengan perut terisi, meski terkadang ia sendiri harus menahan lapar. Baginya, kebahagiaan sederhana adalah melihat mereka tetap bisa belajar dan mengejar impian mereka.
Di balik kesulitan yang dihadapinya, Nenek Nani adalah gambaran nyata perjuangan banyak lansia di Indonesia yang harus berjuang sendiri tanpa dukungan keluarga. Mereka bukan hanya bertahan hidup, tetapi juga berkorban demi generasi penerus. Sayangnya, perjuangan seperti ini sering luput dari perhatian banyak pihak.
Harapan terbesar Nenek Nani adalah agar cucu-cucunya bisa menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia juga berharap ada tangan-tangan dermawan yang bersedia membantu meringankan bebannya, baik dalam bentuk bantuan pendidikan maupun dukungan ekonomi, agar ia tak lagi harus berjuang sendirian.
Di tengah kerasnya kehidupan, kisah Nenek Nani mengajarkan arti keteguhan, cinta tanpa batas, dan pengorbanan tanpa pamrih. Ia adalah sosok yang membuktikan bahwa kasih sayang seorang nenek bisa menjadi benteng terakhir bagi cucu-cucunya untuk tetap memiliki harapan dan masa depan.